Suara Pemilih Ahok-Djarot di Pilgub DKI Diprediksi Akan Terpecah
Berita Politik
Suara Pemilih Ahok-Djarot di Pilgub
DKI Diprediksi Akan Terpecah
Oleh Buskemal Zaros
JAKARTA, MITRA BANGSA NEWS -
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta akan diikuti oleh tiga
pasangan calon. Mereka adalah: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Djarot Saiful
Hidayat, Agus Harimurti Yodhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga
Salahuddin Uno.
Dari ketiga pasang calon itu dalam sejumlah hasil survei duet Ahok-Djarot disebut memiliki elektabilitas atau tingkat keterpilihan paling tinggi. Namun bukan berarti elektabilitas duet yang diusung oleh PDIP, Golkar, NasDem dan Hanura itu tak bisa dikejar.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memperkirakan suara Ahok-Djarot yang didukung 4 partai itu bisa
terpecah. Apalagi saat ini ada dua kubu yang menjadi lawan Ahok yakni Agus Harimurti-Sylvi dan Anies-Sandiaga.
"Suara inkumben bisa terpecah, karena inkumben dikeroyok dari kanan dan kiri. Ada dua kelompok yang menggerogoti suara inkumben," kata Qodari saat berbincang dengan detikcom, Minggu (25/9/2016).
Dengan tiga pasangan calon ini, Qodari memprediksi Pilgub DKI akan berlangsung selama dua putaran. Namun dia belum bisa memprediksi dua pasang yang akan masuk ke putaran kedua.
"Walaupun untuk pastinya harus survei, karena ada 3 pasangan calon kemungkinan Pilkada DKI 2 putaran karena suara inkumben
terpecah," kata Qodari.
Seperti apa peta 'kekuatan' masing-masing pasangan calon?
Pasangan Ahok-Djarot, diusung oleh 4 parpol, yaitu Nasdem (5 kursi DPRD DKI), Hanura (10), Golkar (9), dan PDIP (28). Total kekuatan kursi Ahok-Djarot di DPRD DKI berjumlah 52 kursi. Perolehan suara parpol pendukung Ahok-Djarot di Pemilu 2014 lalu: Nasdem (206.117 suara); Hanura (357.006); Golkar (376.221); dan PDIP (1.231.843). Total perolehan suara keempat parpol itu 2.171.187 suara.
Selain diusung 4 parpol itu, Ahok-Djarot juga didukung oleh relawan Teman Ahok yang mengklaim telah berhasil mengumpulkan satu juta KTP dukungan untuk Ahok.
Duet yang mendaftar kedua, Agus-Sylviana, juga diusung oleh 4 parpol, yaitu Partai Demokrat (10 kursi), PPP (10), PKB (6), PAN (2). Total kursi pendukung Agus-Sylvi di DPRD yaitu 28 kursi. Perolehan suara keempat partai itu, yaitu Partai Demokrat (360.929 suara), PPP (452.224), PKB (260.159), dan PAN (172.784). Total jumlah suara keempat parpol, yaitu 1.246.096 suara.
Pasangan yang mendaftar terakhir, Anies-Sandi, diusung oleh dua parpol, yaitu Gerindra (15 kursi) dan PKS (11). Kekuatan kedua partai di DPRD DKI yaitu 26 kursi. Perolehan suara kedua partai itu di Pemilu 2014, yaitu Gerindra (592.558 suara) dan PKS (424.400), totalnya 1.016.958 suara.
Di atas kertas data tersebut mungkin menggambarkan superioritas pasangan Ahok-Djarot. Namun, seperti yang telah banyak terbukti, pilkada lebih bergantung pada sosok figur, bukan partai pendukungnya.
Dari ketiga pasang calon itu dalam sejumlah hasil survei duet Ahok-Djarot disebut memiliki elektabilitas atau tingkat keterpilihan paling tinggi. Namun bukan berarti elektabilitas duet yang diusung oleh PDIP, Golkar, NasDem dan Hanura itu tak bisa dikejar.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memperkirakan suara Ahok-Djarot yang didukung 4 partai itu bisa
terpecah. Apalagi saat ini ada dua kubu yang menjadi lawan Ahok yakni Agus Harimurti-Sylvi dan Anies-Sandiaga.
"Suara inkumben bisa terpecah, karena inkumben dikeroyok dari kanan dan kiri. Ada dua kelompok yang menggerogoti suara inkumben," kata Qodari saat berbincang dengan detikcom, Minggu (25/9/2016).
Dengan tiga pasangan calon ini, Qodari memprediksi Pilgub DKI akan berlangsung selama dua putaran. Namun dia belum bisa memprediksi dua pasang yang akan masuk ke putaran kedua.
"Walaupun untuk pastinya harus survei, karena ada 3 pasangan calon kemungkinan Pilkada DKI 2 putaran karena suara inkumben
terpecah," kata Qodari.
Seperti apa peta 'kekuatan' masing-masing pasangan calon?
Pasangan Ahok-Djarot, diusung oleh 4 parpol, yaitu Nasdem (5 kursi DPRD DKI), Hanura (10), Golkar (9), dan PDIP (28). Total kekuatan kursi Ahok-Djarot di DPRD DKI berjumlah 52 kursi. Perolehan suara parpol pendukung Ahok-Djarot di Pemilu 2014 lalu: Nasdem (206.117 suara); Hanura (357.006); Golkar (376.221); dan PDIP (1.231.843). Total perolehan suara keempat parpol itu 2.171.187 suara.
Selain diusung 4 parpol itu, Ahok-Djarot juga didukung oleh relawan Teman Ahok yang mengklaim telah berhasil mengumpulkan satu juta KTP dukungan untuk Ahok.
Duet yang mendaftar kedua, Agus-Sylviana, juga diusung oleh 4 parpol, yaitu Partai Demokrat (10 kursi), PPP (10), PKB (6), PAN (2). Total kursi pendukung Agus-Sylvi di DPRD yaitu 28 kursi. Perolehan suara keempat partai itu, yaitu Partai Demokrat (360.929 suara), PPP (452.224), PKB (260.159), dan PAN (172.784). Total jumlah suara keempat parpol, yaitu 1.246.096 suara.
Pasangan yang mendaftar terakhir, Anies-Sandi, diusung oleh dua parpol, yaitu Gerindra (15 kursi) dan PKS (11). Kekuatan kedua partai di DPRD DKI yaitu 26 kursi. Perolehan suara kedua partai itu di Pemilu 2014, yaitu Gerindra (592.558 suara) dan PKS (424.400), totalnya 1.016.958 suara.
Di atas kertas data tersebut mungkin menggambarkan superioritas pasangan Ahok-Djarot. Namun, seperti yang telah banyak terbukti, pilkada lebih bergantung pada sosok figur, bukan partai pendukungnya.
Sumber: DetikNews